Bukan hanya sekedar untuk dibaca maupun diperingati.
Pancasila digali dari tradisi kehidupan di Indonesia jauh sampai kedasarnya, olek karenanya Pancasila diharapkan dapat menjadi falsafah hidup manusia Indonesia dalam mengembangkan eksistensinya untuk mencapai kebutuhan2nya. Manusia Indonesia juga tidak terpisah dari ikatan2 tradisionilnya karena Pancasila itu sendiri berasal dari tradisi manusia Indonesia.
Dalam Pancasila tercakup pula pengertian dan tujuan manusia Indonesia untuk mencapai suatu kepribadian yang “mentally health” sebagaimana “mental health” yang dikemukakan oleh Erich Fromm. Pancasila dapat dijadikan landasan selanjutnya bagi terbentuknya sauatu “sane society”, suatu “masyarakat yang sehat” bagi masyarakat Indonesia.
Sungguh bahagia bangsa Indonesia mempunyai Pancasila.
Kata Pancasila terdiri dari dua kata dari Sansekerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia berisi:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia atau IKPNI mengapresiasi sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan MPR/DPR yang akan menggelar acara khusus memperingati hari kelahiran Pancasila pada 1 Juni, besok.
"Bahwa besok, 1 Juni, merupakan hari lahir Pancasila, dan saya dengar bahwa besok juga Presiden akan pidato mengenai Pancasila," kata Ketua Umum IKPNI Aisyah Hamid Badlowi dalam jumpa pers pada hari Senin (31/5/2010) di Jakarta.
Dia mengatakan, peringatan yang akan dihadiri Presiden Yudhoyono ini merupakan apresiasi dan pengakuan atas kelahiran Pancasila pada 1 Juni sebagaimana fakta historis bahwa Pancasila pertama kali dilontarkan Presiden Soekarno sebagai dasar negara pada 1 Juni 65 tahun yang lalu.
Menurut Ketua Departemen Nilai Kepahlawanan IKPNI Bambang Sulistomo, kelahiran Pancasila secara historis memang terjadi pada 1 Juni 1945. Ia mengatakan, saat itu untuk pertama kalinya Presiden Soekarno menyebut dasar-dasar negara sebagai Pancasila.
"Secara historis, Bung Karno menyebutkan bahwa kelahiran Pancasila itu pada 1 Juni," kata Bambang, putra dari pahlawan nasional Bung Tomo.
Mengenai pemerintahan Orde Baru yang memperingati kelahiran Pancasila pada 18 Agustus, ia mengatakan tidak memungkiri hal tersebut. "Tapi, kelahiran Pancasila 18 Agustus, disebutkan dalam UUD 1945, itu adalah segi yuridis formalnya," kata dia.
AM Fatwa Tolak Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni Dilembagakan
Anggota DPD AM Fatwa menilai keputusan MPR tentang peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni tidak tepat. Alasannya, penetapan 1 Juni tidak sesuai dengan tatib MPR.
"Dalam rapat gabungan pimpinan MPR dan Pimpinan Fraksi/Kelompok DPD di MPR pada 19 Mei lalu tidak berhasil mengambil keputusan tentang perayaan hari lahir Pancasila 1 Juni," tuturnya melalui siaran pers
kepada wartawan, Senin (31/5/2010).
Lebih lanjut Fatwa menuturkan, peringatan pidato Bung Karno terlalu diforsir sehingga terlihat hanya sebagai gagasan Ketua MPR yang dijabat oleh tokoh utama PDI Perjuangan. Peringatan Hari Lahir Pancasila disesuaikan dengan pidato Bung Karno di hadapan BPUPKI pada 1 Juni 1945.
"Dalam Kongres PDIP di Bali 6 sampai 9 April lalu sudah menjadikan pidato Bung Karno 1 Juni 1945 sudah menjadi manifesto politik PDIP. Sehingga bisa dikatakan pimpinan MPR sebagai lembaga resmi kenegaraan memperingati ideologi perjuangan suatu partai," jelasnya.
Namun Fatwa menegaskan bila ia tidak setuju dengan peringatan 1 Juni. "Kalau 1 Juninya saya setuju. Tapi yang saya tidak setuju adalah dilembagakannya peringatan itu oleh lembaga resmi negara karena mengundang kontroversi yang dapat merusak persatuan bangsa," tandasnya.
0 komentar:
Posting Komentar